GENEVA (DP) – Regulasi baru mendatang di ajang reli dunia (World Rally Cars/WRC) sudah dibahas oleh FIA bersama pemangku kepentingan WRC di Geneva, yang salah satunya tentang potensi penggunaan sumber energi alternatif.
WRC sendiri tinggal semusim lagi untuk memasuki siklus homologasi yang berlangsung dalam lima tahun, tapi para pemangku kepentingan di ajang reli dunia itu ingin mengeksplorasi regulasi teknis untuk diterapkan di masa mendatang.
Presiden FIA Jean Todt ingin WRC memikirkan teknologi alternatif, termasuk hybrid atau listrik murni. Tapi sebagai mantan petinggi tim balap, Todt sadar dengan keterbatasan menggunakan teknologi tersebut di ajang reli.
“Saat ini belum ada pabrikan yang memasok mobil yang mampu melaju sejauh 200 kilometer di permukaan lintasan dengan kecepatan reli dan bisa mengisi ulang baterai dengan cepat,” ujar mantan prinsipal Tim Ferrari F1 ini.
Menurut pria Perancis ini, untuk sekarang jangan pernah berpikir ada mobil WRC berteknologi listrik.
“Sangat penting untuk memiliki beberapa kategori berbeda di ajang reli dunia, dengan cara yang berbeda pula untuk mengoptimalkan teknologi baru,” sebut Todt.
Todt mengakui bahwa perlu untuk memperkenalkan teknologi yang lebih ramah lingkungan di WRC.
“Dunia balap bukan cuma sebuah pertunjukan, ini juga sebagai laboratorium untuk mengembangkan teknologi baru dan aspek keselamatan,” ucapnya seperti dikutip Autosport.
Ia juga tak menampik perlunya memperkenalkan teknologi hybrid, karena dunia telah berubah dan balapan pun juga berubah. Hanya saja, teknologi baru yang ramah lingkungan itu harus handal dan mendukung aspek kecepatan dalam dunia reli. Jika pengisian baterai mobil listrik masih butuh waktu berjam-jam seperti saat ini, itu tentu belum cocok untuk mobil reli.
Tapi investasi dan pengembangan teknologi tak pernah berhenti, dan kemunculan mobil reli bertenaga listrik atau berbahan bakar alternatif lainnya hanyalah soal waktu. Kita tunggu saja. [dp/tgh]